Gagasan Mendirikan UNIVA

Pada dekade 50-an kondisi bangsa Indonesia mengalami situasi transisi,
yaitu transisi dari sistem kolonialis dan kerajaan menuju sistem demokrasi.
Sebagai bangsa yang baru merdeka dari penjajahan, bangsa Indonesia dituntut
untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi bangsa asing. Bangsa
Indonesia harus berjuang menentukan bentuk pemerintahan negaranya yang dapat
di terima oleh semua golongan. Pembenahan sistem ketatanegaraan, ekonomi,
politik dan pendidikanpun dilakukan yang tentu saja tidak semudah membalikkan
telapak tangan, banyak kesulitan dan rintangan yang dialami.

Kondisi tersebut, juga dirasakan oleh warga Al Washliyah. Ketika
suasana agak stabil 1956, mulailah beberapa ulama Al Washliyah merencanakan
untuk mendirikan sebuah universitas sebagai tempat mendidik kader bangsa yang
kelak bisa menjadi pemimpin negara dan agama. Beberapa hal yang mendorong
para ulama Al Washliyah mendirikan UNIVA adalah sebagai berikut:

  1. Organisasi Al Washliyah telah memiliki sekolah dan madrasah yang telah
    meluluskan siswanya pada tingkat menengah atas. Oleh sebab itu sepantasnya
    Al Washliyah pada usia yang ke-26 berusaha memiliki sebuah universitas
    sebagai lanjutan dari jenjang pendidikan yang telah ada.
  2. Universitas tersebut diharapkan dapat menampung pelajar-pelajar Al – Washliyah guna melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yangsebelumnya mengalami kesulitan karena harus kuliah keluar negeri.
  3. Program Majelis Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (MPPK) Al Washliyah untuk membuka sebuah universitas sebagai lanjutan dari jenjang pendidikan Al Washliyah terutama tamatan Qismul Ali yaitu sekolah setingkat SMA.
  4. Kebutuhan masyarakat Islam sebagai mayoritas, yang tentu saja sangat membutuhkan sebuah perguruan tinggi Islam sebagai tempat pengkaderan pemimpin yang memiliki intlektualitas dan berjiwa agamis.

Menurut Bahrum Djamil sejak awal didirikan, Al Washliyah telah
mencita-citakan dan memiliki hasrat yang sangat kuat dalam diri setiap kader Al
Washliyah untuk mendirikan lembaga pendidikan yang meliputi seluruh jenjang
pendidikan, tidak hanya pendidikan rendah hingga menengah, tetapi juga
pendidikan tinggi dalam bentuk universitas.

Oleh karena itu di dalam setiap rapat, PB. Al Washliyah mengagendakan
secara terus menerus dan melakukan berbagai usaha demi terwujudnya
universitas yang didambakan. Di samping itu tokoh-tokoh Al Washliyah ber
keyakinan bahwa lulusan sekolah-sekolah yang mereka miliki akan memilih
universitas yang mereka dirikan untuk melanjutkan studi. Akhirnya pada rapat
tanggal 24 Januari 1956, PB. Al Washliyah mensyahkan keputusan mendirikan
sebuah universitas yang diberi nama “Universitas Al Washliyah” dan disingkat
menjadi “UNIVA”.

  1. Proses Pembangunan

Sebuah lembaga universitas dapat terealisasi di antaranya adalah
dengan memiliki fasilitas sarana dan prasarana. Salah satu sarana dan
prasarananya adalah memiliki gedung perkuliahan. Untuk itu PB. Al
Washliyah membuat keputusan tentang rencana pembangunan gedung kuliah
UNIVA dan dilanjutkan dengan pembentukan panitia pembangunan. Proses
pembangunan gedung kuliah berjalan sekitar dua tahun. Adapun susunan
panitia pembangunan gedung kuliah UNIVA yang pertama adalah sebagai
berikut :

  • Ketua : H. Adnan Lubis
  • Sekretaris : Djalaluddin Lubis
  • Keuangan : Udin Syamsuddin
  • Penyelenggara : M. Nurdin
  • Pembukuan : Nukman Sulaiman
  • Anggota : OK. H. Abdul Aziz
  • Anggota : Anas Tanjung

You May Also Like

About the Author: admin