Metode-Dakwah-Sunan-Kalijaga

5 Metode Dakwah Sunan Kalijaga Paling Berdampak

Beberapa metode dakwah sunan kalijaga tentu berbeda dengan sunan lainnya. Jika penasaran dengan daftar metodenya, simak artikel ini!

Sunan Kalijaga adalah salah satu pihak yang turut menyebarkan Islam di Indonesia. Pada prosesnya, metode dakwah Sunan Kalijaga tergolong sangat menarik dan dekat dengan tradisi. Meski demikian, unsur syariat Islam tidak ditinggalkan.

Bukan hanya satu, Sunan Kalijaga memakai beberapa metode berbeda yang sangat potensial. Alhasil, banyak masyarakat tempo dulu yang masuk Islam dan mulai mengimaninya. Jadi tidak heran jika banyak yang menganggap metode dari beliau ini berhasil.

Metode Dakwah Sunan Kalijaga

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, metode dakwah Sunan Kalijaga tidak hanya satu. Hal ini juga membuat peninggalan Sunan Kalijaga sangat kental dengan metode dakwahnya. Agar paham apa saja metodenya, maka simak pembahasan berikut ini:

  1. Berbaur dengan Masyarakat

Sunan Kalijaga foku menyebarkan Islam di Jawa. Sedangkan pada masa itu, masyarakat Jawa masih belum menganut agama Islam sehingga kurang tertarik. Oleh sebab itu, beliau memakai metode pendekatan ke masyarakat agar semua kalangan mengenal Islam.

Tidak hanya satu kalangan saja yang didekati oleh Sunan Kalijaga, namun semua kalangan di Jawa secara merata. Baik itu kalangan atas, maupun kalangan bawah didekati sampai banyak pihak merasa terbantu dan bersimpati oleh sikap beliau.

Proses ini awalnya juga tidak mudah, karena beliau juga termasuk orang baru. Namun karena ketekunannya, beliau bisa meyakinkan banyak pihak bahwa agama Islam adalah agama terbaik yang bisa dianut dan diimani sampai akhir.

  1. Mendirikan Masjid

Metode dakwah beliau yang kedua adalah dengan mendirikan masjid. Sejak awal, pendirian masjid ini dimaksudkan untuk menarik masyarakat. Jadi bukan karena sudah banyak jamaah muslim, baru masjid dibangun oleh beliau di wilayahnya.

Proses pendirian masjid ini juga tidak mengangkat konsep Arab. Namun beliau lebih menekankan akulturasi dari tatanan bangunan dengan gaya Hindu Budha. Dengan demikian, bangunannya akan terasa lebih dekat dengan masyarakat meski tujuannya untuk ibadah.

Seperti yang lainnya, beliau tidak hanya mendirikan satu masjid. Namun mulanya, beliau mendirikan Masjid Demak yang sampai sekarang masih difungsikan. Masjid ini juga merupakan yang pertama didirikan di pulau jawa.

  1. Memanfaatkan Wayang

Kemudian metode dakwah yang digunakan beliau selanjutnya adalah memanfaatkan wayang. Pada masa itu, salah satu hiburan paling populer di masyarakat adalah wayang, dan hampir semua pertunjukannya ramai penonton.

Melihat hal tersebut, beliau melihat peluang untuk menyebarkan Islam. Ia memanfaatkan dua tokoh wayang yaitu Bima dan Yudistira. Melalui dua tokoh tersebut, dimasukkanlah ajaran Islam dalam pertunjukannya.

  1. Melakukan Akulturasi Pada Sesaji

Ajaran sebelum Islam mengenal sesaji sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada leluhur dan tuhan yang disembah. Tentu pemanfaatan sesaji tidak relevan dengan ajaran Islam. Meski demikian, beliau tidak serta merta melarangnya.

beliau justru melakukan proses akulturasi dengan mencampur kebudayaan yang sudah ada dengan Islam. Jadi sesaji yang dipakai masyarakat, diganti dengan proses selamatan. Metode dakwah beliau ini lebih mudah diterima masyarakat dan masih dipakai sampai sekarang.

  1. Memakai Tembang dan Gamelan

Dakwah beliau memang sangat dekat dengan kesenian. Bukan hanya wayang, beliau juga memanfaatkan tembang dan juga gamelan. Hal ini menjadikan masyarakat lebih tertarik dan menganggap Islam dekat dengan kehidupan.

Salah satu tembang yang diciptakan beliau adalah tembang Lir-Ilir. Sebagai media musiknya, memakai gamelan. Dua komponen ini menjadi salah satu hiburan masyarakat yang sangat digemari pada zaman itu.

Kunjungi juga link pemuda hijrah agar kamu mendapatkan lebih banyak informasi tentang agama Islam.

Kesimpulan

Lima metode dakwah Sunan Kalijaga di atas memang sangat menarik untuk dibahas. Bisa dibilang semua metodenya berhasil masuk ke masyarakat. Jadi tidak heran jika saat ini agama Islam menjadi yang dominan di wilayah Jawa dan sekitarnya.

Back to top